Rabu, 25 Oktober 2017

SUMPAH PEMUDA

Assalamualaikum WR.WB.
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang sumpah pemuda ,yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober.
Berikut ulasannya.

SUMPAH PEMUDA

Pada tanggal 28 Oktober 1928 malam, di Indonesische Clubgebouw yang penuh sesak, ribuan pemuda mendengar pidato penutupan Kongres Pemuda Indonesia ke-dua dan sekaligus mendengar lantunan lagu “Indonesia Raya” dari biola WR. Soepratman.
Menjelang penutupan, Muhammad Yamin, yang saat itu berusia 25 tahun, mengedarkan secarik kertas kepada pimpinan rapat, Soegondo Djojopoespito, lalu diedarkan kepada para peserta rapat yang lain. Siapa sangka, dari tulisan tinta Yamin di secarik kertas itulah tercetus gagasan Sumpah Pemuda.
Sumpah itu lalu dibaca oleh oleh Soegondo, lalu Yamin memberi penjelasan panjang lebar tentang isi rumusannya itu. Pada awalnya, rumusan singkat Yamin itu dinamakan “ikrar pemuda”, lalu diubah oleh Yamin sendiri menjadi “Sumpah Pemuda”. Berikut isi Sumpah Pemuda itu:
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia
Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia
Kongres Pemuda II berlangsung pada 27-28 Oktober dalam tiga tahap rapat. Rapat pertama berlangsung di gedung Katholieke Jongelingen Bond di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), lalu dipindahkan ke Oost Java Bioscoop di Konigsplein Noord (sekarang Jalan Medan Merdeka Utara), dan kemudian Gedung Kramat 106 baru dipakai untuk rapat ketiga sekaligus penutupan rapat.
Dari rapat pertama hingga rapat ketiga, kongres pemuda II ini menghadirkan 15 pembicara, yang membahas berbagai tema. Diantara pembicara yang dikenal, antara lain: Soegondo Djojopespito, Muhammad Yamin, Siti Sundari, Poernomowoelan, Sarmidi Mangoensarkoro, dan Sunario.
Hadir pula banyak organisasi pemuda dan kepanduan saat itu, diantaranya: Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Roekoen, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll.
Sebelum kongres pemuda II, para pemuda sudah pernah menggelar kongres pertamanya pada tahun 1926. Tabrani Soerjowitjitro, salah satu tokoh penting dari kongres pertama, peserta kongres pertama sudah bersepakat menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan. Akan tetapi, pada saat itu, Tabrani mengaku tidak setuju dengan gagsan Yamin tentang penggunaan bahasa melayu. Menurut Tabrani, kalau nusa itu bernama Indonesia, bangsa itu bernama Indonesia, maka bahasa itu harus disebut bahasa Indonesia dan bukan bahasa Melayu, walaupun unsur-unsurnya Melayu. Keputusan kongres pertama akhirnya menyatakan bahwa penetapan bahasa persatuan akan diputuskan di kongres kedua.
Seusai kongres pemuda ke-II, sikap pemerintah kolonial biasa saja. Bahkan, Van Der Plass, seorang pejabat kolonial untuk urusan negara jajahan, menganggap remeh kongres pemuda itu dan keputusan-keputusannya. Van Der Plass sendiri menertawakan keputusan kongres untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, mengingat bahwa sebagian pembicara dalam kongres itu justru menggunakan bahasa Belanda dan bahasa daerah. Soegondo sendiri, meskipun didaulat sebagai pimpinan sidang dan berusaha mempergunakan bahasa Indonesia, terlihat kesulitan berbahasa Indonesia dengan baik.
Siti Sundari, salah satu pembicara dalam kongres pemuda II itu, masih mempergunakan bahasa Belanda. Hanya saja, dua bulan kemudian, sebagaimana ditulis Dr Keith Foulcher, pengajar jurusan Indonesia di Universitas Sydney, Australia, Siti Sundari mulai menggunakan bahasa Indonesia.
Akan tetapi, apa yang diperkirakan oleh Van Der Plass sangatlah meleset. Sejarah telah membuktikan bahwa kongres itu telah menjadi “api” yang mencetuskan persatuan nasional bangsa Indonesia untuk melawan kolonialisme.
Padahal, sebagaimana dikatakan sejarahwan Asvi Warman Adam yang mengutip pernyataan Profesor Sartono Kartodirdjo, bahwa Manifesto Politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia di Belanda pada 1925 lebih fundamental daripada Sumpah Pemuda 1928. Manifesto Politik 1925 berisi prinsip perjuangan, yakni unity (persatuan), equality (kesetaraan), dan liberty (kemerdekaan). Adapun Sumpah Pemuda hanya menonjolkan persatuan-paling tidak demikianlah yang tertanam dalam memori kolektif masyarakat Indonesia selama ini melalui slogan “satu nusa, satu bangsa, satu bahasa”.
Bung Karno sendiri menganggap Sumpah Pemuda 1928 bermakna revolusioner: satu negara kesatuan dari Sabang sampai Merauke, masyarakat adil dan makmur, dan persahabatan antarbangsa yang abadi. “Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, bangsa, dan tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir,” kata Soekarno dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-35 di Istana Olahraga Senayan, Jakarta, 28 Oktober 1963.
(sumber: berdikarionline.com)
Pesan yang dapat kita ambil dari ulasan diatas adalah sebagai berikut
- Satu negara kesatuan dari sabang sampai merauke yang harus kita jaga dan lestarikan         dengan baik dan benar
- Masyarakat yang adil dan makmur yang akan menjadikan bangsa kita bangsa yang maju
- Pentingnya kesadaran pemuda sebagai aset masa depan bangsa
- Sebagai seorang pemuda Indonesia kita harus mengaku sebagai bangsa Indonesia , Bukan mengaku sebagai suku daerah masing masing saja .dari makna ini kita bisa memunculkan rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh serta rasa toleran sesama bangsa Indonesia 
Demikian yang bisa saya sampaikan, 
mohon maaf bila ada kesalahan dan khilaf, 
Wassalamualaikum WR.WB.








SD DARUL HIKAM BANDUNG

Assalamualaikum WR.WB.

Hai ! ketemu lagi nih sama ghinaa .Kali ini aku bakalan nyeritain tentang sekolah aku .
SD Darul Hikam Bandung adalah sekolah aku seru banget disana. temennya baik ,walau kadang nyebelin. Guru-gurunya juga baik dan seru


Sejarah Singkat Darul Hikam

Cikal bakal yayasan Darul Hikam, dirintis oleh K.H.E. Hasbullah Hafidzi pada tahun 1942 yaitu sesaat setelah beliau selesai di pesantren Al-Ianah Cianjur. Kegiatan pertama yang dilaksanakan adalah menyelenggarakan Madrasah Islam di kampung Cisitu Girang, kota Bandung. Pada saat revolusi fisik, madrasah ini dihentikan karena rakyat harus mengungsi meninggalkan Bandung. Sekembalinya dari pengungsian tahun 1949, madrasah dibuka kembali dan dinaikkan statusnya menjadi Sekolah Dasar Islam dengan nama Sekolah Rakyat Muslimin.

Alhamdulillah tahun 1951, sekolah sudah mempunyai bangunan milik sendiri di atas lahan pinjaman ustadz Abdussalam. Yayasan ini terus berkembang, tahun 1953 kegiatan pendidikan ditingkatkan dengan membuka sekolah tingkat SMP dengan waktu belajar pada siang harti. Dalam waktu singkat SMP tersebut dipindahkan ke jln Puyuh No.5 dengan nama SMP Muslimin.

Selama prosese pertumbuhannya, yayasan Darul Hikam terus didera dengan hambatan dan tantangan yang tidak ringan, sebagai cuplikan sejarah pada tahun 1963 bangunan SD Islam yang berlokasi di Cisitu Girang (Sekarang Jalan Cisitu Indah) mendapat musibah yaitu ambruk diterpa angina kencang. Sehingga para murid dipindahkan ke sekolah-sekolah yang berada di sekitar lokasi.
Setelah bangunan SD Islam di Cisitu Girang hancur, perintisan dimulai lagi pada tahun 1963 dibuka Taman Kakak-kanak Islam yang bertempat di rumah Hj. Dedeh Ruyati Hasbullah di Jalan Ir. H. Juanda 212 Bandung. Sekolah ini bertahan sampai peristiwa pemberontakan G.30.S/PKI gagal. Atas izin Allah SWT, setelah pemberontakan G.30.S/PKI gagal, perjuangan keras K.H.E. Hasbullah Hafidzi akhirnya berhasil membangun Mesjid Darul Hikam yang berukuran 12m X 8m di Jalan Ir.H.Juanda 285 (lokasi sekarang).
Setelah pembangunan mesjid dianggap selesai, secara bertahap diselenggarakan pendidikan formal yang berorientasi kepada kurikulum Departemen Pendidikan Nasional seperti :
  • Taman Kanak-kanak (TK) Th. 1966
  • Sekolah Dasar (SD) Th. 1968
  • Sekolah Menengah Pertama (SMP) Th. 1972
  • Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Th. 1974
  • Sekolah Menengah Atas (SMA) Th. 1981
  • Sekolah Menengah Ekonomi Atas (sekarang Sekolah Menengah Kejuaruan) Th. 1987
  • Taman Kanak-kanak II (TK II) Rancaekek Th. 1991
  • Diploma 3 Lembaga Ilmu Pengembangan Profesi Indonesia (LIPPI) Th. 1996-1998
  • Bimbel Muslim Averous (Th. 1991-1997) beekerjasama dengan yayasan Ibnu Rusydi
  • Sekolah Dasar II (SD II) Rancaekek Th. 2006
Lembaga-lembaga Sosial Kemasyarakatan :
  • Panti Asuhan Arief Rahman Th. 1968
  • Badan Usaha Warga Darul Hikam Th. 1970 dan Koperasi Warga Darul Hikam Th. 1984
  • Ikatan Pengajian Ibu-ibu yang mengkoordinir 72 Majelis TaĆ¢€™lim di Bandung
  • Baitul Mal wa Tanwil (BMT Th. 1994-1998)
Pada Tahun 1998, melakukan kerjasama dengan yayasan Al Ihsan dan membentuk Perguruan Darul Hikam wal Ihsan.
Tahun 1998 berupaya mempertajam visi dan misi yang jelas, kearah pemeliharaan dan pengembangan fitrah melalui pengembangan system sekolah kecil berprestasi.
Tahun 2006 mendapatkan nilai akreditasi A+ (sangat baik)
Nah itu tadi tentang sekolahku , Semoga Bermanfaat yaa!
Sampai jumpa lagi
Wassalamualikum WR.WB. 

Rabu, 11 Oktober 2017

Negeri impianku......TURKI!!!!

Hai ketemu lagi ya sama ghinaa..hehehe....^-^. kali ini aku bakalan nyeritain tentang tujuan wisata yang pingin banget aku kunjungi. Klikdisini. kota impian aku itu adalah......TURKII....
semoga bermanfaat ya infonya!!! Assalamualaikum .WR.WB.

Hasil gambar untuk destinasi wisata turki

perjalanan petualangan

         Hai! ketemu lagi nih sama ghinaa. Kali ini aku bakalan nyeritain tentang petualanganku dan temen temen. bisa diliat disiniii...!!!!semoga bisa jadi tujuan wisata akhir pekan kalian yang menyenangkan ya!!!.

Pengujian Kompos

Assalamualaikum WR. WB Pada kesempatan kali ini, insyaallah aku akan menyampaikan tentang cara pengujian kompos. ...........................